
Ilustrasi Cerpen Kita Punya
Pada suatu hari ada sepasang suami-istri (Pasutri) ⁶yang baru saja melangsungkan pernikahan kudus di gereja Katolik. Kedua pasutri mulai belajar hidup bersama sebagaimana yang tertulis dalam Kitab Suci dalam Injil Mateus 19:6, “Demikianlah mereka bukan lagi dua melainkan satu, karena itu apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia”.
Ungkapan kalimat penguatan hidup berkeluarga menjadi pegangan hidup bagi kedua pasutri ini. Tidak ada lagi perbedaan diantara keduanya. Apa yang menjadi milik pribadi dari pasutri tidak lagi disebut “ini saya punya atau punya kamu”. Kepunyaanmu adalah kepunyaanku, dan milikiku adalah milikmu. Semua milik pribadi selalu diungkapkan dalam kalimat “kita punya”. Semuanya kita punya.
Pagi itu, suaminya buru-buru ke kantor. Setelah naik di atas mobil, handphone (hp) tertinggal di dalam kamar.
Suami : “mama, tolong ambil bapak punya hp di dalam kamar, bapak lupa ambil”
Istri : Apa….? Hp bapak punya? Bapak lupa ka…? Semua yang bapak punya adalah kita punya semua.
Suami : “O iya mama, tolong ambil kita punya hp di dalam kamar”
Setiap hari kedua pasutri terus belajar menyesuaikan diri dalam menggunakan kata kita punya. Hari berikutnya terjadi hal yang sama, namun salah sasaran.
Istri : “Bapak, saya punya perut sakit sekali bapak”
Suami: “Apa…? Bapak su bilang jangan omong saya punya, tapi kita punya”
Istri : “O iya bapak, kita punya perut sakit sekali bapak”
Suami: “Kita punya perut pasti sudah ada isi”
Semoga terhibur, salam sehat dan tetap semangat.
No Responses