
Misa pelesapan jenasah mama Theresia Siki pada hari selasa 02 Mei 2023. Perayaan ekaristi dipimpin oleh konselebran Romo Jhon Naben, Pr. Pastor Paroki Bunda Allah Ponu. Misa pelepasan dimulai pukul 14.45 wita bertempat di rumah duka, tepatnya di Kelompok Umat Basis (KUB) 3, lingkungan St. Paulus Peutana, Desa Ponu, Kecamatan Biboki Anleu.
Bacaan penguatan diambil dari Kisah Pararasul “semua orang akan dihidupkan kembali bersama Kristus”. Mazmur pujian “Ya Tuhan dengarkanlah doaku”. Injil Lukas, kata seorang penjahat yang disalib bersama Tuhan Yesus, ia berkata “Yesus ingatlah akan daku ketika Engkau memasuki Kerajaan Surga” Kedua penjahat tersebut disalibkab bersama-sama dengan Yesus. Dalam tradisi bangsa Yunani kuno orang yang melakukan kejahatan besar, hukumannya adalah disalibkan.
Dalam injil Nikodemus (Apokrif abad ke-4). Apokrif dalam bahasa Yunani, Apocryphos yang artinya rahasia, tersembunyi atau tidak kanonik. Dua orang penjahat yang disalib bersama Yesus adalah Dismas dan Gestas. Dismas adalah pencuri yang baik, sedangkan Gestas adalah pencuri yang jahat. Dismas seorang penjahat yang baik, sesaat sebelum mengakhiri hidupnya di kayu salib, ia memohon kepada Tuhan Yesus, selamatkanlah dirinya ketika Yesus berada dalam kerajaan Surga.
Sedangkan dalam Apokrif abad ke-6, dalam injil Al-Tufuliyah kedua penjahat tersebut adalah Tithus dan Dumachus. Mereka berdua adalah orang berdosa. Meskipun demikian sesaat mengalami sakratul maut, mereka mengharapkan keselamatan dari Tuhan Yesus. Semoga kematian yang dialami mama Theresia Siki bisa kita maafkan agar perjalanannya menuju tanah Surgawi bisa diringankan langkahnya.
Dari ketiadaan menjadi ada dan yang ada menjadi ketiadaan. Sebuah filsafat yang memukau kehidupan kita. Hidup itu bukan sebuah kebetulan, tetapi ada dalam rencana Allah. Orang beriman, hidup kita berada dalam tangan Tuhan. Iman katolik mengajarkan kepada kita bahwa kehidupan adalah milik Allah. Manusia boleh merencanakan, Tuhanlah yang menentukan.
Mama Theresia Tefa Siki lahir pada tanggal 15 Oktober 1966. Almarhuma meninggal pada hari minggu tanggal 30 April 2023 pada pukul 17.00 wita karena sakit (kanker usus). Riwayat sakit yang dialami adalah mulai bulan Desember sampai April 2023. Pertolongan para medispun dilakukan, masuk dan keluar rumah sakit tak dielakan, tak sedikit biaya yang dikeluarkan. Namun, semuanya hanya bisa pasrah pada Tuhan sang pencipta.
Almarhuma Theresia Siki meninggalkan seorang suami bapak Marselus Kau Sallu dan 5 orang anak. Kelima anak yang ditinggalkan adalah Martha Sallu, Teodora Sallu, Paulina Sallu, Astri Sallu dan Winki Sallu. Salah satu Putrinya yang kini sedang berada dalam bangku kuliah di Universitas Timor, saat ini tinggal menunggu wisuda pada bulan Juni 2023. Harapan tinggal kenangan. Mama Theresia harus mengakhiri hidupnya di akhir bulan April 2023. Sedih memang, apalah daya tak berguna, segala sesuatu ada masanya.
Pengkhotbah bab 3 ayat 1 “untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya”. Almarhuma dari ketiadaan di dunia pernah ada dalam kehidupan ini bersama kita, kini ia yang hidup akan kembali menjadi ketiadaan untuk selamanya. Hidup hanyalah sementara.
Ungkapan hati dari keluarga disampaikan oleh bapak Yosef Sallu atau sapaan Yosef Tasi (kakak sulung bapak Marselus Sallu). Segala sesuatu telah berakhir. Ia telah pergi meninggalkan suami, anak dan cucu. Ia mengakhiri hidupnya di rumah keluarga. Semua beban hidup telah ia lalui. Ia sudah bebas dari segala sakit penyakit.
Mama Theresia Siki, kita ibaratkan lomba lari, ia telah mencapai finish di rumah keluarga tepatnya di KUB 3, lingkungan St. Paulus, Peutana. Segala sikap dan tutur kata yang tidak berkenan selama kebersamaan dalam lingkungan ini, tentu saja membuat hati dan perasaan bapak ibu terganggu, biarlah semua kami atas nama almarhuma mohon dimaafkan semoga ia boleh berbahagia di kerajaan Surga.
Bapak Marselus (suami) dan almarhuma mama Theresia (istri) termasuk keluarga yang sangat penurut, taat dan setia. Mereka berdua tidak pernah mengeluh bila diminta bantuan dari keluarga. Mereka seperti sapi pingitan bisa ditarik ke mana saja. Tidak pernah membantah, mengeluh dan mengelak dari hajatan keluarga Salu dan Siki. Kesetiaan mereka adalah kebanggaan keluarga besar kami. Meskipun demikian, kami boleh berkata, Tuhan yang menentukan.
Almarhuma sebelum meninggal pernah terdaftar di program BPJS untuk wilayah TTU, Belu dan Malaka. Ia mendaftar sebagai peserta BPJS pada bulan Desember 2022. Mama Theresia hingga saat ajal menjemput, ia telah menabung kurang lebih Rp.54.000. Almarhuma meninggal dengan kategori biasa, sehingga berhak mendapat santunan kematian sebesar Rp.42.000.000 ( empat puluh dua juta rupiah). Informasi dari petugas bahwa jika meninggal karena kecelakaan maka ia berhak dapat santunan sebesar Rp.72.000.000 (tujuh puluh dua juta rupiah).
Sememtara itu, masih terdapat santunan lain dari Koperasi Swastisari. Menurut informasi yang disampaikan bahwa mama Theresia Siki juga terdaftar sebagai anggota Koperasi Swastisari cabang Kefamenanu. Hingga ajal menjemput, ia sudah setahun menabung dengan simpanan kurang lebih Rp.480.000. Besarnya santunan kematian yang diberikan kepada keluarga kurang lebih Rp.4.500.000 (empat juta lima ratus ribu rupiah).
Orang mati menghidupkan orang hidup benar menjadi kenyataan. Bahagia dunia akhirat berakhir satu sama. Harta dunia, uang ditinggalkan adalah santunan kematian. Dari wajahnya, “orang yang pergi dengan muka sedih ia akan kembali, tetapi orang yang pergi dengan tatapan senyum dalam kesunyian, ia tak akan kembali lagi”. Idris Elba.***
No Responses