Monday 4th December 2023
    [otw_is sidebar=otw-sidebar-1]

    Lakukan Dua Assesmen Diagnostik Sebelum Memulai Pembelajaran

    Kata assesmen sangat erat kaitannnya dengan penilaian. Dalam konteks kurikulum merdeka assesmen menjadi starting point bagi seorang guru untuk memulai pembelajaran di dalam kelas. Assesmen atau penilaian dilakukan secara khusus oleh guru mata pelajaran dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik, jenis kompetensi, kekuatan dan kelemahan model belajar siswa. Setelah guru memahami betul kondisi siswa pembelajar, langkah selanjutnya guru dapat menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum merdeka atau lebih dikenal dengan istilah modul ajar sesuai kondisi siswa di sekolah.

    Assesmen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mengumpulkan data, menganalisis data, dan melaporkan informasi perkembangan siswa pembelajar berdasarkan respon dan pengamatan terhadap suatu perilaku yang terjadi. Gambaran perilaku menunjukan ketercapaian indikator dalam mencapai tujuan pembelajaran.

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diagnostik adalah ilmu untuk menentukan jenis penyakit berdasarkan gejala yang muncul. Jenis penyakit dalam konteks pendidikan adalah ketidakmampuan siswa dalam merespon materi pelajaran yang disampaikan guru. Ketidakmampuan ini disebabkan oleh banyak hal yang tertanam dalam diri siswa pembelajar. Oleh karena itu, diperlukan suatu ilmu untuk mengobati ketidakmampuan siswa.

    Tujuan penilaian diagnosis adalah untuk mengetahui kemampuan dasar (kognitif) dan kondisi awal siswa sebelum mendapat perlakuan transfer ilmu pengetahuan. Tujuan penilaian diagnostik terbagi dalam dua bagian utama yaitu pengetahuan awal (kognitif) dan non-kognitif.

    1. Kognitif
    • Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa
    • Menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan kompetensi rata-rata siswa
    • Memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan kepada siswa yang kompetensinya di bawah rata-rata
    1. Non-kognitif
    • Mengetahui kesejahteraan psikologi dan sosial emosi siswa
    • Mengetahui aktivitas selama belajar di rumah
    • Mengetahui kondisi keluarga siswa
    • Mengetahui latar belakang pergaulan siswa
    • Mengetahui gaya belajar, karakter serta minat siswa

    Penilaian diagnostik kognitif bertujuan untuk menentukan kemampuan dasar siswa dalam topik sebuah mata pelajaran tertentu. Kapan dilakukan penilaian diagnostik kognitif dapat dilaksanakan secara rutin yang disebut penilaian diagnostik kognitif berkala, pada awal pembelajaran, akhir pembelajaran, guru selesai menjelaskan dan membahas topik, dan atau waktu lain.

    Penilaian diagnostik bisa berupa penilaian formatif maupun penilaian sumatif. Tahapan melaksanakan penilaian diagnostik kognitif adalah: Persiapan, Pelaksanaan, Diagnosis dan Tindak lanjut. Guru melakukan penilaian diagnostik kognitif untuk menyesuaikan tingkat pemahaman siswa bukan untuk mengejar target program semester dan program tahunan.

    Contoh kegiatan persiapan dan pelaksanaan penilaian diagnostik:

    1. Persiapan Jadwal Pelaksanaan
    2. Identifikasi materi penilaian berdasarkan penyederhanaan kompetensi dasar yang disediakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
    3. Susun pertanyaan sederhana yang meliputi:
    • 2 pertanyaan sesuai kelasnya, dengan topik capaian pembelajaran baru
    • 6 pertanyaan dengan topik satu kelas di bawah
    • 2 pertanyaan dengan topik dua kelas di bawah

    (sesuaikan pertanyaan dengan topik yang menjadi prasyarat untuk bisa mengikuti pembelajaran di jenjang sekarang)

    Contoh kegiatan tindak lanjut.

    1. Lakukan pengolahan hasil penilaian
    • Buat penilaian dengan kategori “Paham utuh”, “Paham sebagian”, dan “Tidak paham”
    • Hitung rata-rata kelas
    1. Bagi siswa menjadi tiga kelompok:
    • Siswa dengan nilai rata-rata kelas akan mengikuti pembelajaran dengan ATP sesuai fasenya
    • Siswa dengan nilai di bawah rata-rata mengikuti pembelajaran dengan diberikan pendampingan pada kompetensi yang belum terpenuhi
    • Siswa dengan nilai di atas rata-rata mengikuti pembelajaran dengan pengayaan
    1. Lakukan penilaian pembelajaran topik yang sudah diajarkan sebelum memulai topik pembelajaran baru, untuk menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan rata-rata kemampuan siswa
    2. Ulangi proses diagnosis ini dengan melakukan penilaian formatif (dengan bentuk dan strategi yang variatif), sampai siswa mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan

    Penilaian diagnostik non-kognitif di awal pembelajaran dilakukan untuk menggali hal-hal seperti berikut:

    • Kesejahteraan psikologis dan sosial emosi siswa
    • Aktivitas siswa selama belajar di rumah
    • Kondisi keluarga dan pergaulan siswa
    • Gaya belajar, karakter, serta minat siswa

    Tahapan melaksanakan penilaian diagnostik non-kognitif adalah: Persiapan, Pelaksanaan, Tindak Lanjut.

    Contoh kegiatan persiapan penilaian diagnostik non kognitif dalam bentuk pertanyaan seperti :

    1. Apa yang sedang kamu rasakan saat ini?
    2. Bagaimana perasaanmu saat belajar di rumah?
    3. Apa saja kegiatanmu selama belajar di rumah?
    4. Apa hal yang paling menyenangkan dan tidak menyenangkan ketika belajar di rumah?
    5. Apa harapan anda?

    Contoh kegiatan pelaksanaan penilaian diagnostik non-kognitif sebagai berikut: Meminta siswa mengekspresikan perasaannya selama belajar di rumah serta menjelaskan aktivitasnya. Strategi tanya jawab: Pastikan pertanyaan jelas dan mudah dipahami, Menyertakan acuan atau stimulus informasi yang dapat membantu siswa menemukan jawabannya, Memberikan waktu berpikir pada siswa sebelum menjawab pertanyaan.

    Saat siswa menjawab pertanyaan, guru memberikan penguatan dan pertanyaan lanjutan untuk menggali lebih dalam dan jika jawaban mulai menyimpang, silahkan mengembalikan fokus pertanyaan. Ketika siswa balik bertanya, guru bisa langsung menjawab pertanyaan dan membantu siswa untuk menjawab pertanyaannya sendiri.

    Kegiatan tindaklanjut dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

    1. Identifikasi siswa dengan ekspresi emosi negatif dan ajak berdiskusi empat mata
    2. Menentukan tindak lanjut dan komunikasikan dengan siswa serta orang tua bila diperlukan.
    3. Ulangi pelaksanaan penilaian non-kognitif pada awal pembelajaran.
    [otw_is sidebar=otw-sidebar-6]

    Subscribe

    Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

    No Responses

    Tinggalkan Balasan