
Dokumen Penulis
Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang diprogram oleh kesiswaan SMAN Biboki Anleu adalah kegiatan camping pramuka. Kegitan ekstrakurikuler yang melibatkan semua siswa dan guru berlangsung selama tiga hari terhitung Sabtu 9 – 11 September 2023 di kompleks SMAN Biboki Anleu. Jenis kegiatan ini adalah Camping Ambalan Harnenotuan Gugus Depan (Gudep) 035-036 SMAN Biboki Anleu. Kegiatan Camping Ambalan dilaksanakan dalam rangka memperingati hari ulang tahun gudep 035-036 SMAN Biboki Anleu yang ke-8 yang jatuh tepat pada hari senin 11 September 2023.
Kegiatan Camping Ambalan mengundang para tamu pembina ambalan Bana dari SMKS Katolik Kefamenanu. Kehadiran tamu undangan sebagai tamu terhormat sekaligus bertindak selaku pembimbing dan pembina kegiatan camping ambalan Harnenotuan. Jneis kegiatan camping ambalan meliputi, upacara pembukaan, PBB, Kepramukaan, Penjelajahan alam, api unggun dan penampilan kreativitas siswa.
Kegiatan camping Ambalan di hari pertama berjalan aman, tertib dan damai. Setiap sangga didampingi oleh bapak/ibu guru pendamping. Masing-masing sangga menginap di dalam tenda yang telah disiapkan oleh setiap regu. Kemandirian siswa selama tiga hari dilatih untuk belajar secara autodidak dalam urusan MCK (makan, cuci dan kakus). Semua kegiatan terjadwal tidak ada yang ketinggalan.
Kegiatan penjelajahan alam di hari kedua. Jenis kegiatan lintas alam berlangsung mulai pukul 08.00 – 17.00 Wita. Area lintas alam meliputi wilayah desa Ponu dan sekitarnya. Jumlah pos sebanyak 8 yang harus dilewati oleh setiap regu pelintas alam. Bekal makanan dan persiapan ketrampilan lain juga tidak ketinggalan. Tantangan alam sudah pasti ada dalam setiap langkah campers.
Di bawah teriknya panas langit Biboki Anleu dengan suhu di atas normal membuat para camper tidak ingin terkalahkan oleh indahnya alam Ponu. Tanah kering, panas dan lumpur, mereka lewati seolah tanpa beban. Mereka sahabat pramuka yang siap menghadapi alam yang penuh rintangan. Setiap sangga dipimpin oleh seorang pimpinan sangga (Pinsa). Kegiatan lintas alam berjalan dengan aman dan lancar sampai pos ke – 8.
Hal berbeda dengan kegaiatan malam api unggun. Malam yang gelap, lampu listrik dipadamkan. Semua peserta bersikap silent, tak satu pun bunyi suara yang terdengar di tengah gelapnya malam. Bunyi jangkrik sebagai penghias malam api unggun. Upacara pembakaran api unggun berlngsung meriah di tengah lapangan. Para camper berbaris membentuk lingkaran mengelilingi api unggun.
Gelap memang, meskipun jarak antara peserta yang satu dengan yang lainnya hanya sebatas kepalan tangan orang dewasa. Di tengah sikap silent, nampak ada yang histeris dan terjatuh. Dari satu histeris merambat seperti gelombang dari satu camper ke camper yang lain. Dalam seketika jumlah kerasukan semakin tak terkendalikan. Upacara terus dilanjutkan sampai selesai.
Entah bagaimana ceritanya, menurut para histreian, mereka melihat ada sosok mirip teman guru yang sudah meninggal. Dalam sekejap tubuh mereka menjadi dingin dan kaku. Mereka ketakutan dan merontak seolah diikat oleh sesuatu. Situasi malam api unggun berhasil diredahkan oleh beberapa pembina yang sedikit memiliki ilmu kebatinan.
Hal yang serupa tidak terbayangkan lagi di hari terakhir saat upacara penutupan camping Ambalan Harnenotuan yang berlangsung sekitar pukul 11.00 Wita. Upacara yang meriah tiba-tiba terjadi histeris dari seorang peserta dan diikuti oleh sebagian peserta yang hadir. Upacara terus dilanjutkan hingga selesai. Meskipun demikian, para histerian tidak berhenti di situ, mereka terus bergejolak sampai ada yang tidak sadar diri.
Para pendamping mencoba menanyakan sesuatu kepara para histerian, “siapa kamu ?”, secara perlahan, para histerian menjawab dengan nada halus. Mereka menyebut nama seorang guru yang sudah almarhum. Situasi semakin tenang dan penuh refleksi. Memang, dia (alm) pernah menjadi guru, bahkan pembina pramuka di sekolah ini.
Menurut salah seorang pembina pramuka di SMAN Biboki Anleu, bahwa semestinya kegiatan yang melibatkan banyak siswa di tempat ini perlu dilakukan ritual adat sebagai pemberitahuan kepada alam gaib penghuni alam lingkungan sekolah, agar mereka tidak mengganggu kegiatan di sekolah.
Hal senada disampaikan juga oleh tokoh adat yang juga adalah pengurus Komite SMAN Biboki Anleu, bahwa wilayah SMAN Biboki Anleu juga termasuk wilayah kekuasaan Harnenotuan, apapun kegiatan yang dilaksanakan di tempat ini perlu untuk dilakukan ritual adat. Bukan sebuah fakta ilmiah yang harus dibuktikan, namun penghormatan dan pemberitahuan kepada alam gaib perlu dilakukan sebagai wujud saling menghargai. Alam gaib tidak kelihatan, namun bisa dirasakan dalam kehidupan masyarakat.***
Jose PiresSeptember 18, 2023 at 9:05 am
jadikan ini sebagai pelajaran yang berharga, agar kedepannya tdk terulang lagi